[BULETIN FATETA]
MAHASISWA AGENT OF CHANGE
Peran mahasiswa begitu luas, tidak sekedar mencakup kegiatan pembelajaran di bangku perkuliahan. Jika mahasiswa hanya mau belajar duduk di bangku perkuliahan berarti dia bukan mahasiswa namun dia adalah siswa SMA yang tidak sengaja duduk di kampus.
.
.
Perlu disadari, mahasiswa adalah kaum intelektual terdidik. Dari sekian banyak kaum intelektual tersebut akan muncul beberapa bibit kaum intelektual yang aktif diberbagai kegiatan yang berlandaskan tri dharma perguruan tinggi, yang mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada bangsanya.
.
.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif diharapkan selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak pantas bila mahasiswa hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya.
.
.
Jadi mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
.
.
Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian social yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita dengan cara memberikan sumbangsih secara nyata.
.
.
Perlu disadari, mahasiswa adalah kaum intelektual terdidik. Dari sekian banyak kaum intelektual tersebut akan muncul beberapa bibit kaum intelektual yang aktif diberbagai kegiatan yang berlandaskan tri dharma perguruan tinggi, yang mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada bangsanya.
.
.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif diharapkan selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak pantas bila mahasiswa hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya.
.
.
Jadi mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
.
.
Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian social yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita dengan cara memberikan sumbangsih secara nyata.